MOROWALI, Sulawesi Tengah - Hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah jatuh pada Rabu (10/3/2024). Di Masjid As-Salaam, salah satu Masjid yang ada di kawasan industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Desa Fatufia, Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah, salat id berlangsung khidmat dan penuh persaudaraan.
Sejak pukul 06.00 Wita, satu per satu warga di sekitar kawasan IMIP dan karyawan, berdatangan dan mulai memasuki area dalam masjid yang bersisian dengan gedung kantor PT IMIP. Gerimis yang mengguyur pada pagi itu tidak menghalangi antusiasme jemaah untuk menjalankan salat Idulfitri.
Selain dari karyawan perusahaan dalam kawasan IMIP, tampak pula warga Bahodopi dan sekitarnya. Sebagian jamaah ada yang menempati area halaman masjid. Beralaskan terpal, mereka lalu menggelar sajadah masing-masing.
Baca juga:
Self Charging Electric Car
|
Dalam ibadah ini, Ustadz Muhammad Amin, S.Ud. bertugas sebagai imam dan pemberi tausyiah. Sementara itu, Ustadz Rusli Baco, S.Pd.I bertindak sebagai khatib yang menyampaikan ceramah tentang makna Idulfitri.
Ustadz Rusli Baco mengatakan, selama bulan Ramadan umat muslim telah ditawarkan kesempatan untuk mereguk nikmat dari rahmat yang diberikan oleh sang Pencipta. Dengan memuncak di hari Idulfitri, ibadah puasa lalu mendapat kepenuhan berkah bagi jamaah yang beriman kepada Allah.
“Ketika pintu surga dibuka, doa dikabulkan, dan ada malam seribu bulan. Ini patut menjadi renungan bersama, apakah ibadah selama Ramadan dan puasa yang kita lewati benar-benar sudah kita tunaikan dengan baik dan benar, ” tuturnya.
Baca juga:
Kekuatan Backlinks dalam Dunia SEO
|
Ustadz Rusli mengungkapkan pula bahwa Idulfitri menjadi momen yang amat dinantikan oleh pemeluk agama Islam. Dalam suasana merayakan Idulfitri muncul sukacita orang-orang saat berkumpul bersama semua anggota keluarga, baik suami dan istri, maupun bersama anak-anak dan sanak saudara. Dalam kebersamaan itu, mereka umumnya lalu menikmati kudapan bersama-sama.
“Tentunya ini menjadi kegembiraan dalam momentum Idulfitri, berbahagia dengan segala macam bentuknya. Sebagian lain umumnya dapat pulang ke kampung halamannya dengan suasana sederhana tetapi berkesan indah dan nyaman, ” tuturnya.
Lebih Nyaman...
Ardian Fitradhi (39 tahun), salah satu karyawan yang bekerja sebagai operator mixer di PT Qing Shui Eco Material (QSEM), salah satu Tenant di Kawasan IMIP, merasa bersyukur dengan suasana kebersamaan dan kenyamanan beribadah di Masjid As-Salaam PT IMIP. Dibandingkan perayaan Idulfitri sebelumnya, kata dia, salat eid kali ini berkesan lebih khidmat dan nyaman.
“Sekarang masjid di kantor IMIP ini kan sudah bagus tidak seperti yang lalu, kita masih sering salat di luar. Sekarang salat bisa di dalam semua, ” ucap Ardian saat ditemui di halaman kantor PT IMIP seusai ibadah.
Terkait itu, Yuslan, mewakili Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) PT IMIP menjelaskan, setelah area Masjid As-Salaam diperluas, daya tampung jamaah menjadi lebih banyak. Untuk ibadah salat eid, pihak DKM juga membangun tenda dan menggelar terpal di teras depan dan samping dekat tempat wudhu.
“Secara keseluruhan Masjid As-Salaam bisa menampung 1.000-an orang. Rinciannya bangunan awal mencakup 400-an orang dan bangunan kedua atau pendopo sekitar 600 orang, ” kata Yuslan,
Saat dihubungi pada Rabu (10/4/2024).
Sementara itu, sebagai salah seorang pengelola masjid di kawasan IMIP, Yuslan menyebutkan, di waktu bersamaan pagi tadi salat eid juga diadakan di Masjid Al-Mu’minin, Desa Labota. Di masjid tersebut, jamaah yang hadir diperkirakan mencapai 1.500 orang.
Pemandangan penuh rasa persaudaraan terasa dari senyuman jamaah yang berkumpul usai melaksanakan salat id. Selain berfoto bersama kerabat dan kenalan, sebagian jamaah lainnya saling bersalaman dan berpelukan di antara anggota keluarga. Tak sedikit pula yang berswafoto untuk diunggah ke media sosial.
Seperti kebanyakan jamaah lainnya, Ardian bersama seorang istri dan kedua anaknya, memanfaatkan kesempatan untuk berfoto dengan latar belakang kantor PT IMIP. Pagi itu mereka kompak mengenakan setelan atasan dan bawahan berwarna putih-putih.
Pria asal Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan itu juga mengungkapkan, kedua anaknya yang berusia 5 dan 7 tahun amat antusias melaksanakan ibadah bersama.
“Mereka senang karena bisa datang berkunjung ke dalam kawasan IMIP, ” kata Ardian. ***